Calling for This Generation : VISION
Calling for This Generation :
VISION
To found specific about yourself through the
eyes of The Creator is to live to the fullness of life.
Untuk ngebuka artikel ini, pertama – tama saya
ingin mengaku dulu untuk siapapun yang baca. Ada tiga pengakuan yang mungkin
akan mengecewakan siapapun yang baca, atau mungkin mengerti proses hidup saya
sebagai bagian dari pembelajaran: yang pertama saya merasa saya merasa saya
kehilangan ambisi saya untuk mengejar hidup yang besar, hidup yang berdampak,
hidup yang dipakai Tuhan secara besar; yang kedua saya mengaku bahwa waktu
dalam menulis ini, saya tidak mempersiapkan bahan apa – apa untuk di bagikan;
yang ketiga, mungkin sedikit lebih mengecewakan, saya baru saja menemukan visi
hidup saya. Lalu mengapa saya menulis ini, dan apakah saya orang yang cocok
untuk menulis hal ini? Sejujurnya saya tidak tahu, saya harap teman – teman dapat
menjawabnya setelah selesai membaca artikel ini. Saya hanya berdoa cara pandang
teman - teman berubah waktu mencari
kepenuhan dalam hidup ini, mencari visi dalam hidup ini.
Saya adalah orang yang suka
untuk memperdalami visi hidup, saya suka belajar dan dan mendengar orang -
orang yang terlihat penuh dalam kehidupannya seperti Steve Jobs, Billy Graham,
Brian Houston, Jack Ma, Elon Musk. Saya suka belajar dan melihat hidup orang –
orang seperti ini, yang kita tahu waktu kita melihat mereka, tidak akan ada
orang – orang yang seperti mereka, tidak akan ada orang – orang yang dapat
melakukan sesuatu hal seperti yang mereka lakukan kalau bukan mereka. Hidup
yang benar – benar keren dan menginspirasi banyak orang. Saya suka melihat diri
saya dalam masa depan berada dalam posisi – posisi seperti mereka dalam 10
tahun – 20 tahun mendatang, dengan saya melihat diri saya ada di posisi seperti
orang - orang ini, dan tau saya mempunyai Allah yang setia menyertai saya, saya
tidak ragu untuk melihat saya ada disana dalam hidup saya.
Saya melihat dalam hidup
saya dan dalam hidup orang – orang ini, sangatlah penting memiliki visi dalam
hidup. Visi memberi kita arah, visi memberikan kita penyaring, visi memberi
kita fokus yang jelas untuk apa yang harus kita kerjakan dalam hidup kita. Saya
selalu berkata kepada teman – teman saya, lebih baik jalan satu centimeter
pertahun ke satu pintu daripada kita dapat berlari – larian hanya memutar - mutari
satu lapangan tanpa tujuan. Saya sangat bersemangat untuk membantu anak – anak muda
khususnya agar mereka menemukan visi hidup mereka dalam Tuhan. Karena hanya
visi hiduplah yang membuat kita konsisten untuk terus berjalan ke tujuan.
Adalah visi hidup saya dari tahun 2014 untuk menjadi alat kepanjangan Tuhan untuk
membukakan pemikiran anak – anak muda dalam mencari visi hidup mereka (anda mengenal sedikit
tentang hal ini apabila telah membaca artikel – artikel saya sebelumnya), saya
menaruh ini di kaca kamar mandi saya, saya perkatakan setiap saya berdoa. Saya
banyak (dalam ukuran saya) belajar, saya membaca buku, saya belajar
kepemimpinan agar saya dapat memberikan nilai kepada orang – orang sekitar
saya. Saya bersemangat untuk memperlengkapi diri saya dan saya merasa saya
terus berjalan ke jalan yang benar, jalan yang spesifik, jalan yang Tuhan
sediakan untuk saya. Seringkali saya jatuh, dan seperti orang – orang katakan,
saya gaboleh kehilangan harapan, mimpi, visi saya cuma karena kejatuhan saya.
Saya merasa visi hidup saya gapernah berubah, saya hanya merasa visi itu
semakin dalam, dan saya yakin itu yang Tuhan ingini.
Sampai di awal bulan Juli
2018 kemarin, tepatnya pada acara Hillsong
Conference 2018 (saya merekomendasi kalian menginvetasikan diri kalian
di acara ini, di tahun - tahun apabila
ada kesempatan) biarkan saya bercerita sedikit mengenai satu momen dalam acara
ini yang mengubah cara pandang saya sampai saat ini. Saat itu saya mendapat
kasih karunia untuk mendengar banyak pengkotbah – pengkotbah hebat dalam konfrensi
ini, tapi ada satu momen dimana saat itu seorang pengkotbah menjelaskan Yohanes
3 : 16. Sempat kelintas pemikiran seperti “oke, itu ayat terkenal banget, siapa
yang gatau? Dia menjelaskan ini untuk orang - orang yang tidak mengerti Alkitab
/ Tuhan Yesus.”
Dia kira - kira menjelaskan
seperti ini; “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…”, “taukah anda
dunia dalam Bahasa aslinya bisa diartikan sistem yang hancur. Ini berarti Allah
sangat mengasihi orang – orang yang hancur di sistem yang hancur.”
Lalu dia berkata seperti
ini “saya akan memberi kamu satu pernyataan”,”Tuhan sangat – sangat– sangat –
sangat mengasihi orang yang sangat – sangat – sangat – sangat hancur, orang
paling hancur di dunia ini, Tuhan paling - paling mengasihi dia.”
Dia diam sejenak dan
menannya “Siapa yang ada di pikiranmu waktu aku berkata demikian? Apakah orang
lain? Atau dirimu? Kalau engkau memikir itu orang lain, kau mungkin sudah tidak
bersandar dalam Kasih Karunia Tuhan.” Lalu dia melanjutkan kotbahnya.
Saya terdiam saat itu,
jujur saat itu yang terpikir oleh saya bukanlah diri saya, jujur saat itu saya
memikirkan orang lain sebagai orang yang hancur. Saya merasa saya sudah cukup
baik, saya sudah penuh akan pemahaman dalam Tuhan, saya banyak tau, saya merasa
saya memberi Tuhan punggung saya dan berkata “Tuhan lihat apa yang gua bisa lakuin
buat lu”. Di hari itu saya bertobat saya mengaku ke Tuhan bahwa saya adalah orang
farisi, saya adalah ahli taurat, saya buta, dan saya bersandar pada kerjaan
saya.
Teman
– teman seberapa sering kita salah fokus dalam kehidupan kita? Saya tidak lagi bicara
soal keluar dari Tuhan, kembali ke jalan dosa, dan sebagainya. Saya bicara buat
kita semua yang penuh akan ambisi, kita yang penuh dalam mempersiapkan diri,
kita yang penuh akan pemakaian Tuhan, kita yang penuh akan doa, kita yang penuh
akan pemahaman Firman Tuhan, tetapi pada kenyataannya kita memenuhi kepenuhan
dalam hidup dengan pekerjaan kita / hal baik yang kita lakukan untuk diri kita,
bukan dari pekerjaan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menebus hidup kita. Kita
terlalu penuh dalam pekerjaan kita sampai kita menyalibkan apa yang Tuhan Yesus
sudah lunasi. Tuhan melunasi kita dari tuduhan, keterikatan, kuasa gelap, sakit
penyakit, intimidasi, dosa. Lalu kenapa kita seringkali masih jatuh ke semua
hal itu? Mungkin sebenernya kita lagi terlalu fokus untuk “membenarkan diri”,
tanpa mengetahui Tuhan telah menebus semuanya untuk kita, kita mengatakan itu
proses diri kita, kita berdoa, kita fokus sama doanya bukan pribadi Tuhan kita
berpuasa, kita fokus meminta hal baik tanpa mengerti Tuhan telah memberikan
semua kepenuhan dalam hidup kita karena Tuhan Yesus telah mati menggantikan
kita.
Saya
sadar beberapa hal sekarang, dan ini cara saya melihat setelah semua proses
ini. Pemakaian Tuhan tidak pernah lebih berharga dari kepenuhan dalam Yesus
sendiri. Saya yakin anda relevan dengan hal ini: seringkali kita mendengar
seseorang berkotbah atau mengajar membuat kita terispirasi menjadi orang itu,
kita mendengar kalimat seperti “berapa lama saya berdoa, berpuasa, saya berdoa
jam 3 pagi, saya membaca Alkitab setiap hari”, hal ini dilontarkan untuk
mendorong kita melakukan hal yang sama terlebih apalagi kalau kita melihat
seseorang ini signifikan dalam hidupnya, kita terinspirasi dan mengidolakan
orang ini, dan melakukan hal yang ia lakukan supaya kita dapat setidaknya
semakin seperti dia; ada yang kedua, dimana kita mungkin mendengar seseorang
yang baru menerima Tuhan memberi kesaksian “aku tidak layak, tetapi Yesus
menerima aku”, air mata keluar, mengingat kebaikan Tuhan dan kita mengingat
kasih Tuhan lewat kesaksiannya.
Output setelah mendengar yang pertama :
kita terinspirasi, kita mengusahakan diri untuk berdoa lebih, baca alkitab
lebih, dan memberi standar lebih untuk hidup kita agar kita semakin “kudus”.
Output setelah mendengar yang kedua : kita mengingat Kasih Kristus, kita ga fokus
dengan pekerjaan kita, tingkah laku kita, kebiasaan kita, kita terfokus dengan
pekerjaan Tuhan yang telah lunas buat hidup kita.
Saya gatau dengan kalian, tapi saya merasa hidup
dengan bersandar pada tindakan baik kita sangat melelahkan. Saya memilih untuk
bersandar dalam pekerjaan Kristus yang telah lunas buat kehidupan saya. Saya
bebas, karena saya masih tertuduh tapi saya bisa memilih untuk tidak tertuduh,
saya masih tertekan, tetapi saya bisa memilih untuk bebas, saya masih dicobai,
tetapi saya bisa memilih untuk tidak berdosa oleh karena Kristus telah
menyalibkan diri-Nya untuk saya.
Saya
masih memiliki passion yang besar untuk anak muda, dan menjadi representasi
dari Kristus untuk dunia ini. Tetapi pemakaian Tuhan bukan lagi visi saya, itu
hanya mimpi saya, dan kalau saya di pakai untuk memberitakan Tuhan tetapi saya
kehilangan sandaran saya dalam salib-Nya, lebih baik saya tidak di pakai sama
sekali sama Tuhan. Saya tidak lagi mengejar
pemakaian, saya tidak lagi berhayal untuk di pakai besar oleh Tuhan. Rasa
damai ini gak bisa dicuri, karena saya tau Kristus udah mati untuk menebus
hidup saya.
Mazmur 131 : 1 - 2
TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan
jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih
jiwaku dalam diriku.
Psalm 131 ; 1 - 2
O Lord, my heart is not
lifted up; my
eyes are not raised too high; I do not occupy myself with things too great and
too marvelous for me.
But I have calmed
and quieted my soul,
like a weaned child with its mother; like a weaned child is my soul within me.
How is your soul friends? Bagaimana keadaan jiwa
kalian? Kedamaian yang gampang tercuri? Kegelisahan yang selalu menang? Cape?
Tuhan Yesus mengasihimu, dia mati buat anda, kemenangan ada di tangan-Nya bukan
di tangan anda.
Matius 11 :
28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Kalau kalian tanya, sekarang apa visi hidup saya,
saya akan menjawab dengan ini;
Filipi 3:10-11
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan
dari antara orang mati.
Jesus is the why in everything in my life.
Kalau saya nginjil, karena Dia.
Kalau saya bekerja, karena Dia.
Kalau saya berdoa, karena Dia.
Kalau saya hidup, karena Dia.
Kalau saya berhikmat, karena Dia.
Kalau saya layak, karena Dia.
Kalau saya bisa nulis ini, karena Dia.
Kalau saya taat, karena Dia.
Kalau saya damai dan tidak tercuri, karena Dia.
Kalau saya bebas dari dosa, karena Dia.
Kalau saya memberi, karena Dia.
Kalau revival terjadi, karena Dia.
Bukan karena pelayanan, berdoa, membaca
alkitab, berlaku baik.
We don’t always act like who we are, but that
doesn’t change who are. Just because you failed doesn’t make you a failure.
Just because you disappointed doesn’t make you a disappointment. Just because
you sinned doesn’t make you a sinner — if you’ve been covered by the blood and
the righteousness of Jesus. You are still covered, because it wasn’t your
performance that made you righteous in the first place. It was His.
Jesus loves you everyone! :D
Apabila anda belum pernah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu,
Terimalah Yesus Sebagai Tuhan dan Juru Selamat kamu.
Jika kamu mau menerima Dia untuk pertamakalinya dalam hidup
kamu..
ayo berdoalah seperti ini kepada Tuhan Yesus:
Doa terima Tuhan Yesus ini harus diucapakan dengan lidah
dan mulut. Tidak boleh dalam hati, karena ada tertulis: "Sebab jika kamu
mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan. (Roma 10:9)"
Tuhan Yesus terima kasih atas kasih
karunia-Mu. Aku mengundang Engkau untuk masuk kedalam hidupku. Ampunilah segala
dosa-dosaku yang telah aku perbuat. Biarlah darah-Mu yang kudus menghapuskan
segala dosa-dosaku.
Aku percaya dan yakin dengan sepenuh hatiku
bahwa Engkaulah Tuhan dari segala tuhan,Raja dari segala raja, dan Allah telah
membangkitkan Engkau dari antara orang mati.
Saat ini, aku membuka pintu hatiku. Aku
menerima Engkau dan akan berjalan bersama Engkau disaat suka maupun duka dan
berbicara sampai Engkau memanggil aku kembali ke pangkuan-Mu. Terima kasih
Tuhan. Sekarang aku klaim bahwa aku adalah milik-Mu dan Engkau adalah Tuhan dan
Juru Selamatku.Biarlah rancangan-rancanganMu yang terjadi dalam hidup-Ku.
Pakailah hidupku untuk kemuliaan-Mu Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami
berdoa. Amin.
*selamat datang dalam Keluarga Allah bagi anda
yang berdoa demikian, anda bisa mengirimkan saya email/ apabila mau memberikan
saya kesaksian anda yang pastinya akan memberkati saya, dan akan saya terbitkan
di blog saya, di:
abrahamlauwis31@gmail.com
saya sangat merekomendasikan anda untuk
tertanam di gereja lokal yang ada di dekat anda/ lingkungan anda.
Jesus Loves you.
Komentar
Posting Komentar