Calling for This Generation : WHY YOUTH?
Calling for This
Generation :
WHY YOUTH?
Why it is so crucial to
invest your youth in Him.
Hallo temen – temen, apa kabar semua? Hehehehe..
Saya harap baik - baik aja, mengingat kalau Allah itu setia, gapernah
sekali - sekali meninggalkan kita, bahkan disaat kita tidak setia, Alkitab berkata Dia
tetap setia, Dia tidak dapat menyangkal dirinya.
Bicara tentang anak muda,
secara pribadi saya sendiri masih muda (21 tahun). Jadi mungkin, saya bagi sebagian besar
diantara temen – temen tidak terlalu dibekali untuk membicarakan tentang masa
muda ini. Tapi kalau saya boleh memberikan perspektif saya sedikit mengenai anak
muda saya mau membahas sedikit sebelum masuk ke inti topiknya.
Saya merasa masa muda adalah masa yang
sangat menentukan bagi kita untuk memilih jalan hidup kita, mungkin merupakan awal
masa yang sulit dan tidak disadari semua orang yang menjalaninya. Saya juga melihat
ketidakmatangan dari kedewasaan remaja tetapi mayoritas diantara kita
bermentalitas merasa tau banyak / berlagak dewasa, tidak mau mendengarkan, idealisme
yang tinggi tanpa terbimbing dengan pengalaman orang dewasa, tidak membiarkan diri dibimbing oleh nasehat yang
benar sehingga membuat kesan “youth” adalah kaum yang ekstrim dalam bertindak. Tapi
itulah prosesnya, dan gaada yang salah dengan itu. Hanya saja masa – masa berharga
ini harus di taruh di tempat yang tepat agar kita sebagai anak muda menjadi
tepat sasaran pada waktu kematangan kita.
Saya juga melihat masa remaja adalah masa masa yang sulit bagi semua orang, pubertas gapernah menjadi hal yang gampang bagi setiap orang yang menjalaninya. Masa – masa dimana kita mencari jati diri, tidak mau di perlakukan seperti anak kecil lagi, masa – masa dimana kita mencari siapa diri kita dan pengakuan yang kita butuhkan lebih dari masa sebelumnya. Ada yang melakukannya degan ekstrim, ada yang melewatinya dalam waktu yang lama dalam proses ini, ada yang cepat, semua adalah proses masing - masing individu yang gak bisa dipaksakan oleh siapapun, bahkan orang tua. Semua sangat bergantung dengan perspektif yang kita pilih, pengertian yang kita coba berikan, dan visi yang kita punya. Kenapa tiga hal ini? Hal ini lah yang coba saya coba berikan sebagai bekal teman - teman yang mungkin sebenarnya adalah hal dasar, tetapi seringkali kita tidak perdalami dalam masa muda kita.
Saya juga melihat masa remaja adalah masa masa yang sulit bagi semua orang, pubertas gapernah menjadi hal yang gampang bagi setiap orang yang menjalaninya. Masa – masa dimana kita mencari jati diri, tidak mau di perlakukan seperti anak kecil lagi, masa – masa dimana kita mencari siapa diri kita dan pengakuan yang kita butuhkan lebih dari masa sebelumnya. Ada yang melakukannya degan ekstrim, ada yang melewatinya dalam waktu yang lama dalam proses ini, ada yang cepat, semua adalah proses masing - masing individu yang gak bisa dipaksakan oleh siapapun, bahkan orang tua. Semua sangat bergantung dengan perspektif yang kita pilih, pengertian yang kita coba berikan, dan visi yang kita punya. Kenapa tiga hal ini? Hal ini lah yang coba saya coba berikan sebagai bekal teman - teman yang mungkin sebenarnya adalah hal dasar, tetapi seringkali kita tidak perdalami dalam masa muda kita.
Apa yang saya coba bagikan mungkin akan membuka
beberapa pemikiran temen – temen yang mungkin bertanya – tanya; "kenapa sih sering kali kita tidak konsisten dalam perjalanan Iman kita?", "kenapa sih pertumbuhan rohani seseorang sangat bergantung komunitas kalau komunitasnya semangat dia bisa ikutan semangat, kalau komunitasnya lengah dia pasti ikut - ikutan untuk lengah?", pertumbuhan yang bergantung dengan keberadaan pemimpin rohani, pendeta, penghotbah,
nubuat orang lain, KKR, retreat, dan yang lainnya selain daripada Roh Kudus itu
sendiri. Yang jelas inti dari semua pertanyaan - pertanyaan ini adalah; “kenapa sih kita ga
bisa mandiri dalam perjalanan rohani kita?”.
“Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
demikianlah anak-anak pada masa muda.” Mazmur 127:4
Ayo kita baca sedikit cerita apa yang Alkitab
tuliskan.
1 Samuel 3 Terjemahan Baru (TB)
Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN
jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur
dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel
telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil:
"Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." Lalu
berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa
memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah
kembali." Lalu pergilah ia tidur. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi.
Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa,
bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil,
anakku; tidurlah kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum
pernah dinyatakan kepadanya. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk
ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya:
"Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa
Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel:
"Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah,
TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia
di tempat tidurnya.
Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang
sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab:
"Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan
melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan
bising kedua telinganya. Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala
yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir. Sebab telah
Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya
karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat
Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka! Sebab itu Aku telah bersumpah kepada
keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban
sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."
Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya
pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli. Tetapi
Eli memanggil Samuel, katanya: "Samuel, anakku." Jawab Samuel:
"Ya, bapa." Kata Eli: "Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu?
Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau,
bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah katapun
kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu." Lalu Samuel
memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatupun.
Kemudian Eli berkata: "Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang
dipandang-Nya baik."
Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari
firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel
telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN. Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di
Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan
firman-Nya.
Seperti
anak panah di tangan pahlawan, demikianlah kita orang - orang muda. Alkitab
berkata ada masanya, ini menandakan sesuatu yang krusial buat kita orang orang
muda, menandakan ada sebuah urgensi pada masanya, karena masa
itu akan lewat, ada jenjang waktunya, ada durasinya, ada masa lain yang menanti
setelah masa itu yang mana masa - masa itu tidak akan bisa balik lagi.
Masa muda adalah masa kita masih di tangan pahlawan, dimana pada masa ini kita
di persiapkan, dan diarahkan ke sasaran paling tepat yang Tuhan sediakan untuk
hidup kita.
Ada hal - hal spesifik yang Tuhan mau kerjakan dalam isi hatinya,
yang hanya kita secara personal yang mengerti. Karena sasaran itu spesifik,
sasaran itu jelas, kita harus mengerti diri kita secara pribadi untuk sasaran
seperti apa. Siapa yang paling mengerti Iphone X selain dari pada perusahaan
Apple sendiri? Kita adalah pengguna, kita adalah pemakai, tetapi hidup kita
bukanlah milik kita, hidup kita adalah milik Bapa, bukan milik kita, bukan
milik si jahat.
Temen - temen, untuk masuk ke pembahasan tentang cerita Samuel tersebut, kita harus mengerti, Samuel pada cerita
itu Ia pertama kalinya mendengar isi hati Tuhan. Di zaman dimana saat
itu, bait suci belom menjadi sebuah bangunan, hanyalah sebuah tenda. Samuel
hidup dimana jarang sekali Tuhan berbicara, hal ini berbicara tentang
kekeringan rohani di Israel pada jaman itu. Samuel tinggal di bait suci yang
hanya satu ruangan tenda bersama sama dengan Eli, disaat itu Eli sudah lanjut
umurnya.
“Samuel yang muda itu”, temen – temen taukah bahwa sebelum pasal ketiga, Tuhan telah menuliskan Firman ini dua kali (2:21 ,
2:26). Ini adalah penekanan yang harus kita mengerti sebagai orang muda,
bahwa Samuel benar benar masih muda sama seperti kita, belom berpengalaman apa apa, akan tetapi Samuel menaruh dirinya sebagai pelayan di
hadapan Tuhan. Teman – teman mungkin berkata ini adalah kehendak orang
tua Samuel karena nazar Hana, akan tetapi dapat di lihat di pasal sebelumnya,
ada perbedaan antara Samuel yang masih muda, dengan kedua anak Eli yang
dikatakan masih muda dan berdosa besar (Dengan demikian sangat besarlah dosa
kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban
untuk TUHAN. 2:17). Ada ketaatan pada Samuel,
Samuel melayani secara Tulus, Samuel berbeda dengan anak - anak muda lainnya, hal ini juga yang sering kali hilang pada zaman sekarang, pelayanan yang tulus,
ketaatan, ketundukan, penyerahan diri dalam diri anak - anak muda, bahkan mungkin pada diri orang dewasa.
Samuel mendengar Allah memanggil sebanyak
tiga kali, sebelum akhirnya keempat kalinya ia mendengar sendiri isi hati Tuhan. Coba temen - temen bayangkan, dalam satu tenda yang sama, kamar yang sama,
ada suara yang berbicara tetapi hanya Samuel yang mendengar? Hal
ini berbicara sesuatu buat saya pribadi bahwa Tuhan tidak lagi berbicara hal
yang sama, kepada Eli, ada masanya dimana Tuhan hanya berbicara di sebuah masa dalam kehidupan kita, dan masa itu adalah masa muda kita teman – teman.
Teman - teman mungkin bertanya gimana caranya mendengarkan suara Tuhan? Apa yang terjadi di cerita ini sebetulnya cukup aplikatif bagi kita, dimana apa yang Samuel lakukan hanya menundukan diri dibawah otoritas Eli (pemimpin rohani), dan di titik yang sama seperti kita, Ia belum mengerti bahwa Tuhan memanggil dirinya, sampai waktu Eli menyuruh Samuel mendengarkan Tuhan berbicara secara spesifik. Kita perlu menundukan diri kita dalam otoritas kepemimpinan rohani, agar kita menjadi semakin dewasa dan mengerti apa maksud Tuhan dan terlebih daripada semuanya, isi hati Tuhan. Kita belajar mendengarkan Tuhan lewat ketundukan kita, kerendahan hati kita untuk belajar, dan memberi diri untuk di koreksi oleh otoritas di atas kita, serta lewat Firman Tuhan. Mungkin temen – temen bisa bilang temen – temen gacocok sama pemimpin temen – temen, atau merasa pemimpin temen – temen ga ngerti juga kehendak Tuhan, tapi dalam hal ini pertimbangkan; ketundukan kita, kerendahan hati untuk terbuka, dan memberi diri dikoreksi adalah hal yang membuat kita dewasa dalam kerohanian kita. Tidak pernah bergantung pada kedewasan pemimpin kita, atau kepekaan pemimpin kita, atau karunia pemimpin kita. Jadi temen – temen, ayo belajar menerima dan bertumbuh yuk.
Teman - teman mungkin bertanya gimana caranya mendengarkan suara Tuhan? Apa yang terjadi di cerita ini sebetulnya cukup aplikatif bagi kita, dimana apa yang Samuel lakukan hanya menundukan diri dibawah otoritas Eli (pemimpin rohani), dan di titik yang sama seperti kita, Ia belum mengerti bahwa Tuhan memanggil dirinya, sampai waktu Eli menyuruh Samuel mendengarkan Tuhan berbicara secara spesifik. Kita perlu menundukan diri kita dalam otoritas kepemimpinan rohani, agar kita menjadi semakin dewasa dan mengerti apa maksud Tuhan dan terlebih daripada semuanya, isi hati Tuhan. Kita belajar mendengarkan Tuhan lewat ketundukan kita, kerendahan hati kita untuk belajar, dan memberi diri untuk di koreksi oleh otoritas di atas kita, serta lewat Firman Tuhan. Mungkin temen – temen bisa bilang temen – temen gacocok sama pemimpin temen – temen, atau merasa pemimpin temen – temen ga ngerti juga kehendak Tuhan, tapi dalam hal ini pertimbangkan; ketundukan kita, kerendahan hati untuk terbuka, dan memberi diri dikoreksi adalah hal yang membuat kita dewasa dalam kerohanian kita. Tidak pernah bergantung pada kedewasan pemimpin kita, atau kepekaan pemimpin kita, atau karunia pemimpin kita. Jadi temen – temen, ayo belajar menerima dan bertumbuh yuk.
Hal yang selanjutnya yang mau saya sampaikan
dari cerita ini adalah, kalo temen temen baca, Apa yang Tuhan sampaikan ke
Samuel bukanlah mengenai dirinya dan pemakaian Tuhan atas hidupnya terlebih
dahulu, Tuhan menyampaikan itu semua nantinya, akan tetapi bukan diwaktu pertama kali Ia berbicara. Tuhan ga menyampaikan kalo Samuel akan jadi
seperti apa, melakukan apa, mengurapi siapa, berkotbah ke siapa, bernubuat kesiapa,
juga pelayanannya akan seperti apa. Sadar atau tidak , yamg Tuhan sampaikan
cuma isi hati Dia, yang gaada hubungannya saat itu sama Samuel. Pas saya
membaca ini, dan mencoba memposisikan diri saya sebagai Samuel, yang saya
pikirkan pertama kali berbunyi seperti ini; “Terus kenapa? Kenapa gua harus tau? Apa hubungannya
sama gua?”. Tetapi satu hal yang saya mengerti akhirnya, kita harus mengerti dan
mendengar isi hati Tuhan terlebih dahulu baru kita mengerti kehendak Dia dan pekerjaanNya.
Saya coba ceritakan sedikit apa yang terjadi
dalam hidup saya, bukan untuk apa – apa, tetapi saya bagikan agar teman – teman
lebih bisa mengerti dan belajar. Pertama kali saya benar benar hancur hati
untuk orang lain adalah waktu saya berdoa dan Tuhan mengingatkan saya tentang
anak - anak muda tidak memiliki arah dan tujuan dalam hidup mereka. Hal itu
membuat saya menangis! Untuk pertama kalinya saya berdoa untuk orang lain
dengan hati yang berbeda, dengan hati yang Tuhan rindukan untuk anak anak muda
memiliki arah dan tujuan dalam Tuhan. Kalau temen – temen baca hampir semua yang saya
tuliskan adalah mengenai hal ini. Ini adalah visi hidup saya yang saya temukan
tidak pernah berubah, akan tetapi semakin mengenal Tuhan , saya temukan semakin
dalam pengertiannya di hidup saya. Hal ini lah yang saya coba lengkapi mulai
dari bacaaan, pendalaman, dan pendewasaan. Teman - teman tau, waktu saya
mendapat hati Tuhan tentang ini, saya gak ngerti kenapa saya mendapatkannya, dan
untuk apa, tetapi itu adalah langkah awal kita untuk mengerti isi hatiNya lebih
daripada mengerti pekerjaan yang harus kita lakukan.
Saya ga bahas lebih panjang di tulisan
ini tentang visi, saya akan menulisnya di lain kesempatan (nantikan ya hehehehe
:D ). Mungkin temen – temen ada yang bingung, hati Tuhan apa sih? Atau mungkin
ada yang merasa di teguhkan dari apa yang saya bicarakan. Tetapi intinya, saya
mendorong temen – temen semua untuk mengerti, mencari, dan berdoa apa yang
Tuhan lihat di zaman ini, apa isi hatiNya, apa kerinduanNya. Mungkin diantara
teman teman ada yang menjerit waktu berdoa mengenai anak - anak kecil, orang – orang
sakit, anak jalanan, gelandangan, aku gatau, tapi yang aku tau Tuhan mencari
orang orang yang ingin dan rindu mengadopsi hatiNya. Bukan kehendak kita, tapi
kehendak Dia.
“Prayer is not asking. Prayer is putting oneself in the hands of God, at His disposition, and listening to His voice in the depth of our hearts.”
Yang terakhir yang saya mau bilang dari cerita
ini, setelah Samuel mendapat isi hati Tuhan, dan Tunduk untuk menceritakan ke
Eli, Samuel tidaklah disebut muda lagi. Temen – temen bisa melihat di paragraf
terakhir, Firman Tuhan sudah tidak menyebut Samuel muda hanya dalam satu malam,
satu malam mendengarkan suara Tuhan dan ketundukan yang mutlak kepada Eli
setelahnya. Samuel dewasa dalam kerohaniannya. Mungkin kita mendapatkan hati
Tuhan, bahkan mungkin banyak kejelekan, kebobrokan, kekeliruan dari Gereja /
atau pemimpin kita yang terbuka di mata kita, tetapi apakah kita mengambil
langkah untuk tetap tunduk dan taat dalam otoritasnya? Memberi diri kita di
koreksi? Memberi diri kita terbuka? Kita bisa aja ngerti hati Tuhan , tetapi
kita tidak tunduk, temen - temen kita tidak dewasa apabila kita seperti itu. Saya
banyak melihat banyak ketidak tundukan dalam di kalangan anak muda, untuk
terbuka, untuk memberikan diri dikoreksi, bahkan merasa lebih baik dari
pemimpinnya. Kita harus mengerti temen – temen ini adalah salib untuk kita
semua, saya juga bergumul dan masih terus bergumul dalam hal ini, tetapi saya
sekarang mulai mengerti pendewasaan yang Tuhan berikan dibalik ketundukan yang
mengerti keadaan orang lain, pemimpin kita, bukan malah menuntut mereka untuk
jadi apa yang kita butuhkan / mau. Hehehehe
Saya benar - benar berharap apa yang saya
bagikan membuka, memberikan perspektif yang baru kepada kita semua sebagai
orang – orang muda untuk semakin dewasa dan bekerja dengan kuat dan pertumbuhan
yang konsisten dalam kerohanian kita.
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,… Filipi 3:10
JESUS
LOVES YOU EVERYONE!!!!!!!
Apabila anda belum pernah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu,
Terimalah Yesus Sebagai Tuhan dan Juru Selamat kamu.
Jika kamu mau menerima Dia untuk pertamakalinya dalam hidup kamu..
ayo berdoalah seperti ini kepada Tuhan Yesus:
Doa terima Tuhan Yesus ini harus diucapakan dengan lidah dan mulut. Tidak boleh dalam hati, karena ada tertulis: "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)"
Tuhan Yesus terima kasih atas kasih karunia-Mu. Aku mengundang Engkau untuk masuk kedalam hidupku. Ampunilah segala dosa-dosaku yang telah aku perbuat. Biarlah darah-Mu yang kudus menghapuskan segala dosa-dosaku.
Aku percaya dan yakin dengan sepenuh hatiku bahwa Engkaulah Tuhan dari segala tuhan,Raja dari segala raja, dan Allah telah membangkitkan Engkau dari antara orang mati.
Saat ini, aku membuka pintu hatiku. Aku menerima Engkau dan akan berjalan bersama Engkau disaat suka maupun duka dan berbicara sampai Engkau memanggil aku kembali ke pangkuan-Mu. Terima kasih Tuhan. Sekarang aku klaim bahwa aku adalah milik-Mu dan Engkau adalah Tuhan dan Juru Selamatku.Biarlah rancangan-rancanganMu yang terjadi dalam hidup-Ku. Pakailah hidupku untuk kemuliaan-Mu Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
*selamat datang dalam Keluarga Allah bagi anda yang berdoa demikian, anda bisa mengirimkan saya email/ apabila mau memberikan saya kesaksian anda yang pastinya akan memberkati saya, dan akan saya terbitkan di blog saya, di:
abrahamlauwis31@gmail.com
saya sangat merekomendasikan anda untuk tertanam di gereja lokal yang ada di dekat anda/ lingkungan anda.
Jesus Loves you.
Ikut Tuhan memang ga mudah, apa lagi untuk kaum muda, bersyukur kalo dari masa muda kita boleh sadar dan mengerti bahwa kita dipanggil dan dipilih Tuhan untuk jadi prajuritNya.
BalasHapusSetuju banget bahwa kita harus taat. Pengertian bisa menunggu, tapi ketaatan itu harus.
Saat Tuhan suruh kita untuk melakukan kehendakNya, terkadang Tuhan ga langsung kasih pengertian/penjelasan pada kita. Tuhan mau liat bagaimana respon kita, apakah kita taat dengan apa yang Tuhan mau atau malah mengabaikan?
Ketika kita pilih untuk taat dan take action, pengertian dan hikmat dariNya pasti mengikuti. Kalo kita lakuin bagian kita, Tuhan pasti akan berkati tanpa perlu kita minta. BerkatNya bagi kita bukan hanya secara materi atau uang dsb. Pengetahuan dan hikmat yang benar, yang sesuai dengan FirmanNya, yang boleh kita terima, itu merupakan berkat yang sangat tidak ternilai. Melebihi emas dan perak.
Terima kasih sharing nya Abraham!
Sangat memberkati. Maju terus ya di dalam Tuhan!
Tetap Setia, Kuat dan Bertahan dalam segala hal yg Tuhan percayakan sampai pada hari kedatanganNya!
Jesus is coming soon!
Jesus Bless