am I really know Him?

















Mari teman teman, saya buka dengan firman Tuhan yang mungkin kalian sudah sering baca, atau mungkin ini pertama kali buat kalian membacanya. keduanya gak jadi masalah, asal kita punya hati yang rendah untuk belajar. dan saya ingin banget ngasih apa yang saya udah dapetin.

1 Yohanes 4:7-16

Allah adalah kasih
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi  ,sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal  ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita  dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku  yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,  maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah.  Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui,  bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi,  bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.  Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih,   dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.


Saat pertama tama saya baca firman ini. Saya seakan akan mengatakan dalam hati kecil saya kalau saya sudah kenal Tuhan. Dan bisa dibilang saya cukup percaya diri akan pernyataan yang saya buat untuk diri saya sendiri di dalam hati.
Kenapa gitu? Saya ngerasa saya gak jarang untuk mendengarkan kotbah, saya gak jarang ikut pelayanan, saya gak jarang memberi bagi yang membutuhkan bila saya mampu bantu. Saya ngerasa apa yang saya lakukan sudah penuh dengan kasih. Bahkan saya pernah beberapakali menyampaikan firman ini kepada teman teman saya, untuk mengenal Tuhan lewat kasih, Tuhan adalah kasih, dan lain sebagainya. Gak jarang saya menyatakan ke orang orang bahwa saya cinta Tuhan.
Gak ada yang salah dengan itu.

Tapi apakah demikian kenyataannya?

Ada hari yang membuat saya sadar akan pengenalan saya akan Tuhan. Dimana hari itu saya merasa sangat tidak adil diberikan 2x nilai 50 pada evaluasi suatu mata kuliah praktikum (paling buruk di kelas saat itu). Ada banyak alasan saat itu dimana saya merasa bahwa posisi saya dalam kelas sangat tidak diuntungkan, dan jujur saya sempet marah dan berdumel dalam hati karena hal tersebut.
Selintas di tengah perjalanan saya pulang saya terus memikirkan dosen Tersebut. Sampai akhirnya saya pulang dan tidur siang.
Setelah hari hampir malam, saya mulai membaca Alkitab dan akhirnya saya ketemu ayat ini. Cukup keras dalam hati saya bahwa saya berfikir saya adalah pribadi yang mengenal Tuhan di hidup ini.
Sampai akhirnya saya berdoa dan saya diingatkan akan kejadian tadi siang.
"barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah.."
dan judul tulisan inipun muncul. 

"Am I really Know Him?"

Mari saya coba kupas apa yang Yohanes Tuliskan disini.
Apa yang Yohanes tulis itu tentang pengenalan, terlebih tentang hubungan yang intim dengan Tuhan.
Pada kenyataannya saya secara pribadi mungkin bisa dibilang belum mengenal Tuhan sampai level dimana Yohanes bicarakan disini.
Adalah hal yang gampang untuk kita memberi sedekah, adalah hal yang gampang untuk kita menyumbang untuk pelayanan misi, dan itu semua baik.
Tapi apa yang telah kita pikirkan tentang "dosen" yang menurut kita memberikan kita perlakuan gak adil? Tentang orang yang membicarakan kita dibelakang? Tentang mereka yang ga tepat janji sama kita? atau mungkin orang yang suka ngebocorin jalan cerita film terbaru di bioskop?
1 hal yang saya dapet : We can't love with the way Jesus want us to love. 

Apa yang kita lakukan untuk memberi sedekah, berbuat baik kepada yang membutuhkan adalah hal yang memang sudah terletak dalam diri kita kepada sesama manusia sejak  kita lahir. Mungkin berkembang karena kita berusaha untuk jadi pribadi yang "lebih baik" baik dimata manusia maupun Tuhan.
Dan kenyataannya itu hanya membuat kita cape.
"Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita"
Adalah suatu doktrin yang salah dimana kita berusaha mengembangkan, memikirkan dan mengusahakan kasih kita untuk Tuhan, dimana kentaannya. Kita tidak pernah mengasihi Allah apabila yang masih menjadi titik pointnnya adalah kasih kita untuk Allah.
Jangan pernah mengukur kedalaman hubunganmu dengan Tuhan lewat kasihmu pada Dia karena kasih mu - adalah kasih yang bersyarat.

Apa yang dlakukan Yesus di kayu salib adalalah kasih.
apakah kita pernah berpikir, dan merenungkan, bahwa satu satunya pribadi yang berhak menghakimi kita, berhak mendakwa kesalahan kita, berhak atas seluruh kehidupan kita, rela mati dan menderita untuk dosa kita?
Firman ini bukan tentang kita akan selamat atau enggak ,  ini tentang pertemanan, hubungan yang melekat kepada seseorang pribadi yang menyelamatkan hidup saya dan anda.

Apa yang Tuhan lakukan di kayu salib itu bukan sekedar pengampunan tapi lebih daripada itu Tuhan ingin memiliki hubungan yang utuh dengan kita.

"15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah."

apa yang saya rasakan, kemarahan saya, mood saya saat kejadian dimana saya mendapat nilai yang kurang memuaskan, menyadarkan saya bahwa saya hanya bisa mengasihi dosen saya dengan persyaratan. Sekalipun saya adalah pemimpin komsel, sekalipun saya melakukan perjalanan misi, membaca Alkitab, sharing firman Tuhan. Diwaktu saya belum bisa mengasihi dosen saya, saya belom mengenal Dia.


Yohanes sedang membicarakan dimensi lain dari kasih itu sendiri : kasih tanpa syarat, yang tidak mungkin ditemukan pada diri manusia.

Maka baiklah hidup ini selalu terarah pada kasih kristus yang merangkul kita.

How we value people? it determines How we can value people.
The way Jesus value - love people is all christians should have.

Mungkin, jawaban dari gagalnya penjangkauan kita, kurangnya kristus terlihat dalam kehidupan kita, kita tidak menjadi kitab yang di baca dunia adalah kita lebih terfocus akan kasih kita kepada Tuhan daripada kasih Tuhan kepada diri kita sendiri.

Gak heran kalau orang yang mengenal Tuhan semakin ingin ke tempat yang gelap untuk menyatakan terang itu disana dan membawa banyak jiwa untuk mengenal Tuhan.
Gak heran juga kalau orang yang tidak mengenal Tuhan cari aman di Gereja dan menjudge orang yang hidup tidak sesuai dengan standar mereka (co: ahli taurat).

Focus on Jesus love for us
Apa yang ditulis di Alkitab bukan tentang manusia. Tetapi semua tentang  kasih Tuhan kepada umat manusia.

Teman teman, aku berdoa ini memberkati kalian ,mohon maaf bila ada kesalahan kata atau penulisan, dan aku juga berdoa agar lewat hidup kalian, pribadi Kristus semakin dinyatakan di dunia ini.
Amin.


-Jesus Hope for Humanity-




 

Komentar